Tugas-tugas Perkembangan
Pengertian Tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan menurut Robert Havighurst (dalam Abubakar dan Ngalimun, 2019) adalah “A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, successful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disapproval by society and difficulty with later task.”
Maksudnya, bahwa tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Hurlock (dalam Kayyis, 2019) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai ini sebagai social expectations. Dalam arti, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan kehidupannya melalui beberapa periode atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. Sebab, menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu akan memperlancar pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Sumber-sumber Tugas Perkembangan
Munculnya tugas-tugas perkembangan (Kayyis, 2019), bersumber pada faktor-faktor berikut :
1. Kematangan fisik
2. Tuntutan masyarakat secara kultural
3. Tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu sendiri
4. Tuntutan norma agama
Tujuan Tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan mempunyai tiga macam tujuan yang sangat bermanfaat bagi individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.
2. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat perkembangan berikutnya.
Bahaya Tugas Perkembangan
Karena tugas-tugas perkembangan memegang peranan penting untuk menentukan arah perkembangan yang normal, maka apapun yang menghalangi penguasaan sesuatu dapat dianggap sebagai bahaya potensial. (Abubakar dan Ngalimun, 2019) Bahaya potensial yang menjadi penghambat penyelesaian tugas perkembangan, yaitu sebagai berikut :
1. Harapan-harapan yang kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial mengharapkan perilaku di luar kemampuan fisik maupun psikologis.
2. Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu.
3. Adanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan yang lain.
Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan
1. Tugas-tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak-kanak (infancy and early childhood) sejak usia 0-6 tahun
Tidak terhingga banyaknya jumlah kegiatan bayi sehat sehari-harinya. Anak bayi menunjukkan tingkah laku kerakteristik yang khas, dengan cepat anak bayi menunjukkan responsivitas terhadap macam-macam benda dan orang di sekelilingnya.
Berikut adalah tugas-tugas perkembangan bayi dan kanak- kanak:
a. Belajar berjalan
b. Belajar memakan makanan padat
c. Belajar berbicara
d. Belajar buang air kecil dan buang air besar
Sedangkan tugas-tugas perkembangan masa kanak kanak awal adalah:
a. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
b. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam
c. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara dan orang lain
d. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk yang berarti mengembangkan kata hati
Ada beberapa cara bagaimana anak bisa belajar, yaitu: belajar instingtif (yaitu belajar yang berwujud perkembangannya segala kemampuan yang telah ada pada anak sejak dilahirkan, tanpa bantuan dari luar); belajar dari pengalaman (menggunakan insting); dan belajar dari pembiasaan. Kemudian, pada umumnya orang tua mengajari anak dengan empat cara yaitu memberi contoh, respon positif, tidak ada respon, dan hukuman.
Pada masa ini penting sekali untuk mengembangkan motorik anak, karena mereka mulai menggunakan bagian-bagian tubuh untuk beraktivitas dan bermain. Keterampilan, penguasaan dan penggunaaan alat-alat tubuh sangat baik untuk merangsang otot-otot bayi.
2. Tugas tugas perkembangan pada masa sekolah sejak usia 6-12 tahun
Tugas perkembangan anak ketika memasuki sekolah disebut juga tugas perkembangan anak akhir. Tahapan ini dibilang menjadi milestone dimana orang tua akan melihat dan merasa bahwa anaknya bukan lagi anak kecil yang bisa diatur dan diberitahu dengan mudah.
Tugas-tugas perkembangan pada masa ini meliputi:
a. Belajar untuk memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
b. Belajar membentuk sikap yang yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
c. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
f. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari
g. Mengembangkan kata hati
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
i. Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok sosial atau lembaga-lembaga.
Tingkat pencapaian anak dalam perkembangannya, tidak terlepas dari adanya peran tripusat pendidikan. Diantaranya adalah pihak sekolah, seperti kepala sekolah dan guru. Guru sebagai pihak utama yang langsung berhubungan dengan anak berperan dalam upaya melaksanakan proses pembelajaran, membantu anak dalam upaya pencapaian tugas perkembangan melalui kelompok teman sebaya, mencapai perkembangan kemandirian pribadi, pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta pembelajaran berbasis perkembangan.
Konsep perkembangan dalam Islam memiliki istilah sesuai dengan bahasa Arab yakni Masa kanak-anak (2-7 tahun disebut dengan fase thufulah), pada fase ini orangtua anak untuk mengembangkan kasih sayang secara dua arah dimana ibu memberikan kasih sayangnya dan dalam waktu bersamaan juga mengembangkan kemampuan anak, memberikan respon terhadap anak. Masa Tamyiz (7-10 tahun), fase ini anak sudah mulai mampu membedakan baik dan buruk berdasarkan nalarnya sendiri sehingga di fase inilah kita sudah mulai mempertegas pendidikan pokok syariat.
Upaya orang tua mengoptimalkan perkembangan anak diantaranya diwujudkan dengan memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang yang optimal, memberikan asupan gizi dan nutrisi yang baik, memilih lembaga pendidikan yang berkualitas, memberikan motivasi, menyalurkan minat dan bakat anak melalui kegiatan, baik di sekolah maupun di luar sekolah, memfasilitasi anak dengan berbagai sarana pendukung misalnya buku-buku bacaan, peralatan sekolah, alat bermain, dan sebagainya. Upaya-upaya tersebut lebih menitikberatkan pada aspek kognitif dan termasuk upaya orang tua dalam memberikan “makanan jasmani” pada anak, sehingga orang tua tetap perlu mempertimbangkan pemberian “asupan rohani” seperti perhatian, dan bimbingan spiritual.
Upaya orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan anak sebaiknya juga memperhatikan sisi perbedaan individu (individual differences) agar orang tua tidak mudah membandingkan potensi anaknya dengan potensi anak yang lain. Mengingat bahwa setiap anak itu unik, maka peran orang tua adalah menggali kelebihan anak dan membantu mengaktualisasikan diri. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan teladan pada anak, menjalin komunikasi aktif dengan anak, memberikan motivasi pada anak, melibatkan anak, dan menghargai proses perkembangan anak. Penguatan dan penghargaan sebaiknya diberikan sebagai bentuk pengakuan atas usaha anak.
Mendidik moral, spiritual, nilai sosial dan hati nurani sangat baik dikembangkan pada masa ini, karena mereka masih bisa diberikan respon yang baik dari stimulus yang diberikan oleh orang tua maupun guru. Untuk itu peran lingkungan pun sangat berpengaruh pada diri individu pada masa ini, dan orang tua maupun guru harus dapat menyaring hal-hal yang sekiranya baik atau tidak untuk perkembangan diri peserta didik.
Tugas perkembangan anak dapat berpedoman kepada Nabi sebagai Uswatun Hasanah yaitu : Sabar, Adil, Bijaksana, Lemah Lembut, Kasih Sayang dan Sopan Santun. 4 Pilar Pembelajaran Dari UNESCO yaitu : Learning to Know (Belajar Mengetahui), Learning to Do (Belajar Melakukan Sesuatu), Learning to Be (Belajar Menjadi Sesuatu), Learning to Live Together (Belajar Hidup Bersama) dan Pilar pendidikan Islam yaitu Pilar Pendidikan Tauhid, Pilar Pendidikan Ibadah, Pilar Pendidikan Akhlak.
3. Tugas-tugas perkembangan masa- masa remaja (adolescence) sejak usia 12-18 tahun
Masa perkembangan remaja yang panjang ini dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran dan persoalan, bukan saja bagi si remaja sendiri melainkan juga bagi para orang tua, guru dan masyarakat sekitar bahkan tak jarang para penegak hukum pun turut direpotkan oleh ulah dan tindak tanduknya yang dianggap menyimpang.
Havigrush (dalam Abubakar dan Ngalimun, 2019) menjelaskan tugas-tugas perkembangan itu sebagai berikut:
a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya
b. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
c. Menerima keadaan fisik dan menggunakan secara efektif
d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
e. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi
f. Memilih serta mempersiapkan karir (pekerjaan)
g. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga
h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara
i. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk /pembimbing dalam bertingkah laku
k. Beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa.
Peran guru dan orang tua disini adalah membangun rasa kepercayaan diri pada seorang individu agar ia lebih mudah mencapai hasil yang diinginkan. Seperti dalam realita saat ini, masa remaja adalah masa meniru. Pada saat inilah orang tua dan guru mengarahkan mereka agar meniru yang baik dan pantas untuk ditiru. Berikan perhatian ekstra pada masa ini, karena bimbingan dan didikan sangat vital bagi individu. Mereka akan merasa nyaman dan merasa dihargai keberadaanya jika orang tua dan guru membimbingnya dengan penuh kelembutan, tetapi tegas dan disiplin.
4. Tugas tugas perkembangan dewasa awal (early adulthood)
Ketika memasuki usia dewasa seseorang harus sudah mampu menjadi insan kamil dalam menjalani segala tugas dan tantangan kehidupan. Usia ini adalah usia yang paling panjang sepanjang rentang kehidupan manusia.
Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition). Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya pandangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting
Adapun tugas-tugas perkembangan orang dewasa awal adalah:
a. Memiliki pasangan hidup.
b. Belajar hidup bersama sebagai pasangan suami istri.
c. Mulai hidup dalam satu keluarga pasangan dan anak.
d. Belajar mengasuh anak.
e. Mengelola rumah tangga.
f. Mulai bekerja atau membangun karir.
g. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara.
h. Bergabung dengan suatu aktifitas atau
i. perkumpulan sosial.
5. Tugas-tugas perkembangan masa dewasa madya atau pertengahan (middle age)
Masa setengah baya adalah masa yang berlangung antara usia 40-60 tahun. Pada masa dewasa madya, ada aspek- aspek tertentu yang berkembang secara normal, aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran.
Menurut Hurlock (dalam Kayyis, 2019) secara garis besarnya tugas perkembangan masa dewasa madya dapat dibagi menjadi 4 bagian besar, yaitu:
a. Tugas perkembangan yang berhubungan dengan penyesuaian terhadap keadaan fisiologis.
b. Tugas perkembangan yang berhubungan dengan perubahan minat, berkenaan dengan aktifitas sosial sebagai warga negara,
c. Tugas perkembangan yang berhubungan dengan penyesuaian jabatan atau pekerjaan yang berhubungan dengan kehidupan keluarga.
Tugas perkembangan masa dewasa madya adalah :
a. Memperoleh tanggung jawab sosial dan dan warga negara.
b. Membangun dan mempertahankan standart ekonomi.
c. Membantu anak remajauntuk menjadi orang dewasa danyang bertanggung jawab dan bahagia.
d. Membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa.
e. Membina hubungan dengan pasangan hidup sebagai pribadi.
f. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan–perubahan fisik sendiri.
g. Menyesuaikan diri dengan pertambahan umur.
6. Tugas-tugas perkembangan masa lanjut usia (later maturity)
Masa tua adalah masa terakhir kehidupan manusia masa ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai akhir hayat. Fase lanjut usia yang dalam Islam disebut arzal al-‘umr atau disebut juga syuyukh, yang berarti fase ketika melewati masa puncak kekuatan fisik lalu menurun kembali menjadi tidak berdaya.
Tugas-tugas perkembangan masa lanjut usia adalah sebagai berikut :
a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan secara bertahap.
b. Menyesuaikan diri dengan masa kemunduran / pensiun dan berkurangnya pendapatan keluarga.
c. Menyesuaikan diri atas kematian pasangan.
d. Menjadi anggota kelompok sebaya.
e. Mengikuti pertemuan-pertemuan sosial dan kewajiban-kewajiban sebagai warga negara.
f. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan dan
g. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel
Komentar
Posting Komentar