Menelaah Makna lagu Mata Air - Hindia
Lagu ini dirilis pada tahun 2019 dan termasuk ke dalam album perdananya yang bertajuk Menari Dengan Bayangan.
Album perdananya tersebut memuat 15 lagu, termasuk "Mata Air" yang ditulis sendiri oleh Baskara.
Hindia terkenal sebagai musisi yang memiliki lagu-lagu dengan lirik sederhana, namun mempunyai makna yang dalam tentang kehidupan.
Lagu Mata Air sendiri memiliki makna dalam tentang bagaimana caranya untuk mencintai diri sendiri.
Begitu pertama kali mendengar lagu ini, penulis langsung jatuh cinta dan merasa relate dengan setiap liriknya. Liriknya sederhana namun maknanya dalam. Di dalam blog ini penulis akan mencoba untuk menguraikan setiap makna yang terkandung didalamnya.
Membeli satu tiket film terkini
Memesan yang cukup hanya untuk satu porsi
Menyanyikan Kunto Aji di tengah muda-mudi
Bait ini menggambarkan keadaan seseorang yang hanya ditemani diri sendiri, mengandalkan diri sendiri dan hidup hanya untuk sendiri. Tanpa teman, tanpa kekasih, tanpa keluarga, hanya diri sendiri. Sangat relate untuk beberapa orang yang memang lebih senang menyendiri atau memang ditakdirkan untuk sendiri.
Disana digambarkan bahwa segala sesuatu yang dipunya dinikmati untuk sendiri, bekerjapun hanya untuk membahagiakan diri sendiri. Kemudian disisipkan kalimat "mendengarkan kunto aji ditengah muda mudi" menggambarkan bahwa seseorang yang dimaksud adalah seseorang yang sedang bertarung dengan isi kepala, berjuang ditengah kerasnya hidup, dan sedang menyemangati diri sendiri. Karena seperti yang kita tahu, lagu-lagunya Kunto Aji sangat sarat makna, dan sangat dalam tentang kehidupan. Berbeda dengan muda-mudi pada masanya yang sedang memikirkan asmara, dan pasti mendengarkan lagu tentang cinta.
Angan dan pertanyaan, waktu yang menjawabnya
Berikan tenggat waktu, bersedihlah secukupnya
Rayakan perasaanmu sebagai manusia
Di bait ini penulis sangat terkesima. Begitu indah dan mengena. Mengingatkan bahwa kegagalan adalah hal yang biasa, dan kesedihanpun wajar jika terus terasa, yang penting berikan tenggat waktu, bersedihlah secukupnya, jangan berlarut-larut. Karena kita adalah manusia, wajar jika gagal, wajar jika memiliki banyak angan dan pertanyaan, wajar jika bersedih. Rayakan itu semua, karena itu tanda bahwa kita masih menjadi manusia.
Jika kau pernah menyakiti, angkat tangan
Jika kau pernah bahagia, angkat tangan
Jika kau pernah kecewa, angkat tangan
Jika kau pernah tersakiti, angkat tangan
Jika kau pernah menyakiti, angkat tangan
Jika kau pernah bahagia, angkat tangan
Jika kau pernah kecewa, angkat tangan
Di bait ini penulis seperti ditampar oleh kenyataan, bahwa hidup adalah tentang tersakiti dan menyakiti, tentang bahagia dan kecewa. Mungkin sekarang kita tersakiti, tapi kita lupa mungkin dulu pernah menyakiti. Mungkin sekarang kita sedang kecewa, tapi ingatlah kita juga pernah bahagia. Semua hanyalah fase, yang akan berulang dan akan kita lewati, tinggal menunggu waktunya saja. Kalau sedang menyakiti, ingat nanti akan disakiti. Kalau sedang tersakiti, ingat mungkin dulu pernah menyakiti. Kalau sedang bahagia, ingat bahwa itu sementara. Kalau sedang kecewa, ingat juga bahwa itu sementara dan bahagia akan tiba. Tenang saja.
Bayangan yang diciptakan oleh mentari
Ada kar'na matahari bermaksud terpuji
Untukmu, cintai diri sendiri hari ini
Bait ini mengajarkan cara mencintai diri sendiri. Karena semua orang punya jalannya masing-masing. Lihat ke bawah sebentar untuk bersyukur, lihat ke atas sebentar untuk motivasi, dan lihatlah sekarang untuk dijalani. Jangan terus-menerus melihat pencapaian orang lain hingga lupa mengapresiasi diri sendiri. Fokus saja pada dirimu dan kehidupanmu, karena hidup bukanlah suatu perlombaan. Cukup jalani apa yang sedang dijalani. Cukup bersyukur dengan porsi yang diberi. Cintai dan apresiasi diri sendiri, bagaimanapun kita, selemah dan serendah apapun pencapaian kita.
Mata airmu, diri sendiri (angkat tangan)
Temukan makna hidupmu sendiri (angkat tangan)
Menarilah dengan bayangan diri sendiri (jika pernah kecewa, angkat tangan)
Mata airmu ada di sini (dan jika kau pernah bahagia, angkat tangan)
Mata airmu, diri sendiri (jika kau pernah tersakiti, angkat tangan)
Temukan makna hidupmu sendiri (dan jika kau pernah menyakiti, angkat tangan)
Menarilah dengan bayangan diri sendiri
Bait terakhir dari lagu ini sangat relate. Terkadang kita mencari-cari mata air di diri orang lain. Kita mencari obat dari orang lain. Kita bergantung pada orang lain. Padahal, mata air kita adalah diri sendiri. Obat untuk segala sakit adalah diri sendiri. Dan yang paling bisa diandalkan adalah diri sendiri, bukan orang lain.
Dari lagu ini, penulis banyak belajar tentang mencintai diri sendiri. Bahwa yang lebih pantas disayangi, diapresiasi, dicintai, dihargai dan dijaga adalah diri sendiri, bukan orang lain. Karena yang akan bersama kita disetiap tawa dan air mata adalah diri sendiri. Yang mau berjuang bersama-sama sampai akhir adalah diri sendiri, dan yang tidak akan pernah meninggalkan adalah diri sendiri, bukan orang lain.
Jadi, mari belajar merayakan dan mencintai diri sendiri, apapun lebih dan kurangnya.
Komentar
Posting Komentar